Barangsiapa yang melakukan kebiasaan yang baik, maka baginya pahala dan pahala orang-orang yang mengikuti setelah itu, tanpa mengurangi pahala-pahala orang-orang yang melakukan kebiasaan baiknya tersebut. Dan barangsiapa yang melakukan kebiasaan yang buruk, maka baginya dosa dan memperoleh dosa juga atas orang-orang yang mengikuti kebiasaan buruknya setelah itu, tanpa mengurangi dosa orang-orang yang melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Apakah engkau tidak menyedari bahawa :
Kerisauan kebanyakan disebabkan permainan fikiran yg selalu was-was, selalu mengkhuatirkan kejadian-kejadian ‘tidak enak’ yg akan menimpa.
Manusia tidak tenang kerana membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yg akan terjadi esok hari, lusa, tahun depan. Ketakutan itu karena kuatir nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian ‘buruk’ yg dikuatirkan itu belum tentu dialaminya.
Jika engkau selalu risau, maka pertanda kadar tawakkalmu masih rendah. Padahal orang mengaku beriman, sepenuh jiwa & raganya disandarkan kepada Kehendak & Kuasa ALLAH Ta’ala.
Orang yg mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada “Barangsiapa yg bertawakkal kepada ALLAH, pasti DIA akan mencukupi keperluanya” (QS At-Thalaq:3).
Dengan begitu ia tidak sibuk mengurusi urusan ALLAH yg dia sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar-benar terjadi atau tidak pada dirinya. Engkau telah berikrar bahawa dirimu adalah hambaNYA, jika demikian engkau haruslah menempatkan dirimu sebagai seorang hamba, umpama seorang budak tidak mempunyai hak untuk ikut campur urusan tuannya. Jika engkau sebagai hamba kemudian ikut intervensi urusan ALLAH maka tentu hal itu merupakan sikap yg tidak tahu diri, sikap yg tidak sopan.
Sebagai seorang hamba haruslah percaya sepenuh jiwa bahwa DIA menetapkan cara & sarana penghidupan untuk memenuhi keperluan makhlukNYA. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda “Seandainya kalian bertawakkal kepada ALLAH dengan sepenuh hati, pasti kamu akan mendapatkan rezeki seperti rezekinya burung yang ketika pagi meninggalkan sarang dengan perut kosong, ketika petang pulang dalam keadaan kenyang” (HR Tarmidzi).
Oleh kerana itu, kewajibanmu adalah mengikuti kehendak ALLAH dengan senang & dengan itikad yg baik. Khusyuklah dalam menjalankan ibadah secara benar. Jadilah hamba yg baik, yang patuh & tak pernah sibuk memikirkan urusanNYA. (Mutiara karya Ibnu Atha’)
Untuk itulah kita sebaiknya. Senantiasa bersikap Redha & Tawakkal yg merupakan sikap Batin kita dimana sikap Dzahirnya iaitu berusaha & berdo’a sambil terus dilakukan
~ sikap Dzahir & Batin itu selalu beriringan
No comments:
Post a Comment